Jawaban untuk Argumen pembelaan Klan Ba’alwi tentang Mi’raj Faqih Muqaddam

Jawaban untuk Argumen pembelaan Klan Ba’alwi tentang Mi’raj Faqih Muqaddam.

(“Kisah Halu Mi’raj Faqih Muqaddam: Glorifikasi Murahan yang Menyamai Bahkan Melebihi Nabi Muhammad SAW!”) 😎🔥

*1. “Mana yang menyebutkan bahwa mi’raj Faqih Muqaddam sama dengan Isra Mi’raj Nabi Muhammad yang dilakukan secara lahiriah/jasad?”*

👉 *Jawaban:*
Kalau memang mi’rajnya *bukan seperti Nabi Muhammad SAW, kenapa dalam cerita mereka tertulis sampai ke Sidratul Muntaha?*

Sidratul Muntaha itu tempat tertinggi dalam perjalanan Nabi SAW saat Isra Mi’raj, yang hanya bisa dicapai oleh Rasulullah dengan izin Allah. *Gak ada satupun manusia lain yang bisa sampai ke sana*.

Kalau Faqih Muqaddam juga diklaim sampai ke Sidratul Muntaha, berarti ini sama aja bilang *perjalanannya sejajar dengan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW*. Ini *glorifikasi berlebihan, bahkan menyamakan—atau malah melebihkan—Faqih Muqaddam dengan Rasulullah.*

Gak usah ngeles pakai kata-kata muter, *fakta di cerita mereka sendiri udah membuktikan kebohongan ini.*

*2. “Dan di-mi’raj-kan… bukan melakukan mi’raj… bisa bedakan gak?”*

👉 *Jawaban:*
Wah, ini mah *sama aja mau ngeles pake grammar doang*. 😆 Mau di-“mi’raj-kan” atau “melakukan mi’raj”, *ujung-ujungnya tetap klaim naik ke langit!*

Yang jadi pertanyaan besar:
👉 Kalau benar dia mi’raj *70 kali dalam sehari, lalu apa yang dia dapatkan dari perjalanan itu?*

📌 *Nabi Muhammad SAW mi’raj cuma sekali dan pulang membawa perintah shalat 5 waktu, sesuatu yang besar dan bermanfaat bagi umat*.
📌 *Faqih Muqaddam mi’raj 70 kali sehari, tapi gak ada hasil apapun selain cerita kosong?*

Logikanya di mana? *Kalau benar bisa naik ke Sidratul Muntaha berkali-kali, harusnya ada sesuatu yang dia bawa untuk umat, kan?* Tapi realitanya? *Gak ada.*

Ini justru membuktikan bahwa *kisah ini konyol dan gak masuk akal bagi orang yang mau berpikir.*

*3. “Miraj itu artinya perjalanan menuju ke atas, jangan hanya diartikan Isra Mi’raj seperti Nabi Muhammad. Kalau kita shalat aja, jiwa dan hati kita naik ke Allah.”*

👉 *Jawaban:*
Kalau emang maknanya cuma “perjalanan ruhani,” *kenapa dalam cerita mereka Faqih Muqaddam naik mi’raj pakai hewan tunggangan?*

📌 *Kalau bukan perjalanan fisik, ngapain pakai hewan tunggangan?*
📌 *Kalau cuma perjalanan hati, kenapa perlu ada kendaraan?*

Jelas banget ini *narasi yang dibuat-buat untuk meniru Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW, tapi ditambah-tambah supaya terlihat lebih dahsyat*.

Perjalanan ruhani gak butuh kendaraan. *Sahabat-sahabat Nabi SAW yang paling khusyuk pun gak pernah ngaku naik Sidratul Muntaha naik kendaraan!*

Ini *bukti nyata bahwa Ba’alwi membuat kisah halu* dengan menambahkan elemen-elemen yang mirip Isra Mi’raj Nabi SAW, tapi dibumbui supaya terlihat lebih hebat. *Makin dicerna, makin kelihatan kebohongannya.*

*4. Tunjukkan yang mengatakan ketemu Allah secara langsung!*

  • Dalam tulisan kitab karya klan ba’alwi, penulis mengakui kisah Mi’raj Faqih Muqaddam sampai ke Sidratul Muntaha, berarti dia sampai ke tempat di mana Nabi Muhammad SAW bertemu Allah.
  • Kalau Klan ba’alwi bilang “tidak bertemu Allah secara langsung”, lalu ngapain ke Sidratul Muntaha? Jalan-jalan doang? Wisata religi?

*5. Dan ke sidratul muntaha itu mana yg menyebutkan bertemu Allah? Atau kamu taunya Allah itu tinggal di sidratul muntaha?*

*a). Klan ba’alwi sendiri yang bawa-bawa Sidratul Muntaha, tapi kok malah bingung?*
Yang pertama nyebut-nyebut Sidratul Muntaha itu siapa? Kan klan ba’alwi sendiri! Sidratul Muntaha itu tempat tertinggi yang Nabi Muhammad SAW capai dalam Mi’raj, tempat di mana beliau *menerima wahyu langsung dari Allah*.

Kalau kalian bilang Faqih Muqaddam sampai Sidratul Muntaha, ya wajar orang nanya: *Dia Faqih muqadam ke sana buat apa? Ketemu siapa? Dapet apa?* Masa cuma numpang foto-foto? 🙃

*b). Kalau bukan buat ketemu Allah, buat apa Mi’raj ke sana?*
Coba jelasin nih, kalau pembela klan ba’alwi ngotot Mi’raj Faqih Muqaddam beda dari Nabi, terus tujuannya apa? Cuma wisata rohani? Ngapain capek-capek 70 kali naik kalau gak ada hasilnya?

  • Nabi Muhammad SAW Mi’raj → Pulang bawa perintah shalat buat seluruh umat Islam.
  • Faqih Muqaddam Mi’raj 70x → Pulang bawa apa? Bukti? Wahyu? Atau cuma kebanggaan “pernah ke Sidratul Muntaha”?

Kalau cuma buat diceritain ke orang biar dianggap keren, itu namanya glorifikasi doang, bukan bagian dari syariat Islam.

*c). Klan Ba’alwi sendiri bingung sama cerita yang di buat leluhurnya.*
Klan ba’lawi Malah nanya “Emang Allah tinggal di Sidratul Muntaha?” Lah, leluhur klan ba’alwi (penulis kitab) sendiri yang klaim Faqih Muqaddam naik ke sana. Kalau *bukan buat ketemu Allah, lalu buat apa Mi’raj?* Main ke sana doang? Foto selfie?

Nabi Muhammad SAW sampai ke Sidratul Muntaha, itu karena *Allah memanggil beliau secara khusus* untuk menerima perintah shalat. Kalau Faqih Muqaddam naik ke sana, tapi nggak ada interaksi apa-apa, *ngapain dia capek-capek Mi’raj?*

Kesimpulan:
👉 Kalian yang buat cerita, tapi kalian juga yang bingung sendiri. Mi’raj 70x tapi nggak ada gunanya, pakai istilah Sidratul Muntaha tapi nggak tau tujuannya, pakai kendaraan padahal katanya cuma ruhani.
👉 Makin keliatan kalau ini cerita glorifikasi, bukan fakta historis yang bisa dibuktikan dalam Islam.

 

*Kesimpulan Akhir:*

Cerita Mi’raj Faqih Muqaddam yang diklaim oleh Klan Ba’alwi ini jelas merupakan glorifikasi murahan yang tidak masuk akal dan bertentangan dengan ajaran Islam yang shahih.

📌 *1. Kontradiktif & Ngebingungin*

  • Mereka sendiri yang mengklaim Faqih Muqaddam sampai Sidratul Muntaha , tapi waktu ditanya “buat apa?” , malah bingung jawabnya.
  • Kalau Mi’rajnya cuma ruhani , kenapa butuh kendaraan?
  • Kalau sampai Sidratul Muntaha tapi gak ketemu Allah atau gak dapat wahyu, terus buat apa naik ke sana?

📌 *2. Melebih-lebihkan Faqih Muqaddam dari Nabi Muhammad SAW*

  • Nabi Muhammad SAW Mi’raj sekali , langsung dapat memerintahkan shalat 5 waktu untuk seluruh umat.
  • Faqih Muqaddam Mi’raj 70 kali sehari , tapi gak ada hasil apa-apa buat umat. Cuma cerita kosong.
  • Ini jelas bentuk pengkultusan yang mencoba menyetarakan atau bahkan melebihkan kedudukan Faqih Muqaddam di atas Rasulullah SAW.

📌 *3. Bohongnya Ketahuan dari Cerita Mereka Sendiri*

  • Kalau bukan buat ketemu Allah, kenapa Mi’raj ke Sidratul Muntaha?
  • Kalau cuma perjalanan ruhani, kenapa ada kendaraan?
  • Kalau benar terjadi, mana buktinya? Mana ajaran besar yang dibawa setelah Mi’raj 70x sehari? Gak ada!

🔴 *Kesimpulan Akhir: Klan Ba’alwi bikin cerita sendiri, tapi malah bingung sendiri pas ditanya logikanya*.
Kisah ini jelas gak ada dasar dalam Islam dan hanya bentuk glorifikasi berlebihan yang membuat Faqih Muqaddam seakan lebih hebat dari Nabi Muhammad SAW. Makin dikaji, makin ketahuan kalau ini cuma dongeng buatan mereka sendiri! 🚀💥

 




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *