Gus Iqdam, Terbuat dari Apakah Hatimu? Berani manipulasi hadits!

*Gus Iqdam, Terbuat dari Apakah Hatimu? Berani manipulasi hadits!*

Dalam suatu momen pengajian, Gus Iqdam menyampaikan hadits yang berbunyi:

ุณูŽูŠูŽุฃู’ุชููŠ ุฒูŽู…ูŽุงู†ูŒ ุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูู…ูŽู‘ุชููŠ ูŠูŽููุฑูู‘ูˆู†ูŽ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ุนูู„ูŽู…ูŽุงุกู ูˆูŽุงู„ู’ููู‚ูŽู‡ูŽุงุกู
*Terjemahan:*ย โ€œAkan datang suatu masa pada umatku, mereka menjauh dari ulama dan ahli fiqih.โ€

Namun, yang menjadi perhatian adalah cara Gus Iqdam menerjemahkan hadis tersebut. Ia menyatakan:

*โ€œAkan datang suatu masa pada umatku, mereka menjauh dari ulama, menjauh dari habaib, menjauh dari kyai.โ€*

Terjemahan ini menimbulkan pertanyaan besar.ย *Habaib*ย , dalam konteks yang disampaikannya, Merujuk pada golongan yang mengklaim sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW, khususnya dari klan Ba’alwi. Padahalย *tidak semua habib adalah ulama.* Istilah โ€œhabibโ€ lebih merujuk pada keturunan Arab Yaman, dan tidak secara otomatis mencerminkan keilmuan agama. Bahkan, ada fakta yang tak terbantahkan bahwa beberapa habib pernah terlibat dalam berbagai tindakan yang mencoreng moralitas dan agama, termasuk tindak kriminal.

 

Link video ceramah gus Iqdam silahkan melihat pada link berikut:

 

*Memutarbalikkan Makna Hadis: Sebuah Kesalahan Besar*

Apa yang dilakukan Gus Iqdam dengan menyelipkan istilah โ€œhabaibโ€ ke dalam hadis jelas merupakan tindakanย memutarbalikkan makna asli hadisย . Dalam Islam, tindakan memalsukan ucapan Rasulullah SAW merupakan dosa besar. Rasulullah SAW bersabda:

*”Barang siapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaklah ia mengambil tempat duduknya di neraka.”*ย (HR. Bukhari dan Muslim)

Mengubah makna atau menambahkan kata-kata yang tidak ada dalam hadis termasuk bentuk ringkasan atas nama Nabi. Tindakan ini tidak hanya merugikan individu, tetapi juga merugikan umat.

 

*Mengapa Gus Iqdam Membela Habaib Klan Ba’alwi?*

Dalam hal ini, terlihat jelas bahwa Gus Iqdam menghalalkan segala cara untuk melakukanย *glorifikasi terhadap habaib klan Ba’alwi*ย , meskipun harus menggunakan cara-cara yang tidak sesuai dengan kebenaran. Sebagai seorang pendakwah, seharusnya ia mempunyai tanggung jawab moral untuk membimbing umat kepada jalan yang benar, bukan memanfaatkan panggung dakwah untuk membela golongan tertentu dengan memutarbalikkan dalil agama.

Pertanyaan kami kepada Gus Iqdam adalah:ย *Terbuat dari apakah hatimu?*
Bagaimana mungkin Anda tega mendorong umat demi membela klaim golongan yang sudah terbukti melalui ilmu sejarah, filologi, genetika, dan perilaku bahwa mereka bukanlah keturunan Nabi Muhammad SAW?

*Dalil Tentang Memalsukan Hadis atau Memutarbalikkan Ucapan Rasulullah SAW*

  1. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

*”Dan janganlah kamu mencampuradukkan yang hak dengan yang batil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak, sedang kamu mengetahui.”*ย (QS. Al-Baqarah : 42)

  1. Rasulullah SAW bersabda:

*โ€œBarang siapa yang menafsirkan Al-Qurโ€™an tanpa ilmu, maka hendaklah ia bersiap menempati tempat duduknya di neraka.โ€*ย (HR. Tirmidzi no.2950)

Hadis ini menunjukkan betapa berbahayanya berbicara tentang agama tanpa dasar ilmu, apalagi memalsukan atau memutarbalikkan sabda Rasulullah SAW.

 

*Pandangan Ulama Sunni Aswaja Tentang Pemalsuan Hadis*

Para ulama sepakat bahwa pemalsuan hadis adalah dosa besar dan salah satu bentuk penghianatan terhadap agama Islam. Imam An-Nawawi dalam kitabnyaย Riyadhus Shalihinย menyebutkan:

*”Memalsukan hadis adalah perbuatan yang paling hina. Pelakunya keluar dari kategori umat yang lurus dan dapat menyebabkan kerusakan besar bagi agama.”*

 

*Tentang Orang Seperti Gus Iqdam*

Orang seperti Gus Iqdam, yang seharusnya menjadi contoh bagi umat, justru telah kehilangan kepercayaan umat karena tindakannya yang tidak bertanggung jawab. Dalam Islam, dakwah harus berdasarkan kejujuran, keilmuan, dan amanah. Ulama adalah pewaris para nabi, bukan alat propaganda untuk golongan tertentu.

Sebagai umat Islam, kita perlu mewaspadai mereka yang menyalahgunakan agama untuk kepentingan kelompok. Umat โ€‹โ€‹wajib belajar kepada ulama yang benar-benar ahli, memiliki sanad keilmuan yang jelas, dan mengajarkan agama berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah, bukan kepada mereka yang membela golongan dengan cara-cara yang bertentangan dengan syariat.

Akhirnya, kita bertanya kepada Gus Iqdam sekali lagi:ย *Terbuat dari apakah hatimu?*

 




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *